Mengapresiasi
seni kriya nusantara
Senjata
tradisional aceh
( Rencong
& peudeung )
Nama:bagus
setya p ( 08)
Sma
negeri 1 pagak,jalan kahuripan no 64
sumber manjing
kulon
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah “seni kriya nusantara”ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam proses belajar mengajar.
Harapan saya semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata
pengantar…………………………………………………….ii
Daftar isi…………………………………………………………..iii
BAB
I PENDAHULUAN
latar belakang ………………………………………………………
ruang lingkup……………………………………………………….
tujuan metode……………………………………………………….
BAB
II PEMBAHASAN
sk 1 mengapresiasi………………………………………………….
kd 1.1 mengidentifikasi…………………………………………….
kd 1.2 menampilkan sikap
apresiatif……………………………….
BAB
III PENUTUP
kesimpulan ………………………………………………………....
saran………………………………………………………………...
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Saya membuat makalah “seni kriya nusantara”ini untuk
menyelesaikan tugas seni budaya dan sebagai alat pembelajaran .
Tujuan
Supaya pembaca bisa sejarah-sejarah senjata tradisional
dari aceh khususnya tentang rencong dan pudeung.
Ruang
lingkup
Nangro aceh darusalam
Metode
Saya membuat makalah ini berdasarkan metode
literatur,yaitu mencari dari media internet.
BAB II PEMBAHASAN
SK 1 Mengapresiasi karya seni kriya nusantara
SK 1 Mengapresiasi karya seni kriya nusantara
KD 1.1Mengidantifikasi
Rencong (Reuncong) adalah
senjata tradisional dari Aceh. Rencong selain simbol kebesaran para bangsawan,
merupakan lambang keberanian para pejuang dan rakyat Aceh di masa perjuangan.
Keberadaan rencong sebagai simbol keberanian dan kepahlawanan masyarakat Aceh
terlihat bahwa hampir setiap pejuang Aceh, membekali dirinya dengan rencong
sebagai alat pertahanan diri. Namun sekarang, setelah tak lagi lazim digunakan
sebagai alat pertahanan diri, rencong berubah fungsi menjadi barang cinderamata
yang dapat ditemukan hampir di semua toko kerajinan khas Aceh.
Bentuk rencong berbentuk kalimat
bismillah, gagangnya yang melekuk kemudian menebal pada sikunya merupakan
aksara Arab Ba, bujuran gagangnya merupaka aksara Sin, bentuk lancip yang
menurun kebawah pada pangkal besi dekat dengan gagangnya merupakan aksara Mim,
lajur besi dari pangkal gagang hingga dekat ujungnya merupakan aksara Lam,
ujung yang meruncing dengan dataran sebelah atas mendatar dan bagian bawah yang
sedikit keatas merupakan aksara Ha.
Rangkain dari aksara Ba, Sin, Lam,
dan Ha itulah yang mewujudkan kalimat Bismillah. Jadi pandai besi yang pertama
kali membuat rencong, selain pandai maqrifat besi juga memiliki ilmu kaligrafi
yang tinggi. Oleh karena itu , rencong tidak digunakan untuk hal-hal kecil yang
tidak penting, apalagi untuk berbuat keji, tetapi rencong hanya digunakan untuk
mempertahankan diri dari serangan musuh dan berperang dijalan Allah.
Rencong yang ampuh biasanya dibuat
dari besi-besi pilihan, yang di padu dengan logam emas, perak, tembaga, timah
dan zat-zat racun yang berbisa agar bila dalam pertempuran lawan yang dihadapi
adalah orang kebal terhadap besi, orang tersebut akan mampu ditembusi rencong.
Gagang rencong ada yang berbentuk
lurus dan ada pula yang melengkung keatas. Rencong yang gagangnya melengkung ke
atas disebut rencong Meucungkek, biasanya gagang tersebut terbuat dari gading
dan tanduk pilihan.
Bentuk meucungkek dimaksud agar tidak terjadinya penghormatan yang berlebihan sesama manusia, karena kehormatan yang hakiki haya milik Allah semata. Maksudnya, bila rencong meucungkek disisipkan dibagian pinggang atau dibagian pusat, maka orang tersebut tidak bisa menundukkan kepala atau membongkokkan badannya untuk memberi hormat kepada orang lain karena perutnya akan tertekan dengan gagang meucungkek tersebut.
Bentuk meucungkek dimaksud agar tidak terjadinya penghormatan yang berlebihan sesama manusia, karena kehormatan yang hakiki haya milik Allah semata. Maksudnya, bila rencong meucungkek disisipkan dibagian pinggang atau dibagian pusat, maka orang tersebut tidak bisa menundukkan kepala atau membongkokkan badannya untuk memberi hormat kepada orang lain karena perutnya akan tertekan dengan gagang meucungkek tersebut.
Gagang mducungkek itu juga
dimaksudkan agar, pada saat-saat genting dengan mudah dapat ditarik dari
sarungnya dan tidak akan mudah lepas dari genggaman. Satu hal yang membedakan
rencong dengan senjata tradisional lainnya adalah rencong tidak pernah diasah
karena hanya ujungnya yang runcing saja yang digunakan.
Jenis Rencong
1. Rencong Meucugek
Disebut rencong meucugek karena pada gagang rencong tersebut terdapat suatu bentuk panahan dan perekat yang dalam istilah Aceh disebut cugek atau meucugek.
Disebut rencong meucugek karena pada gagang rencong tersebut terdapat suatu bentuk panahan dan perekat yang dalam istilah Aceh disebut cugek atau meucugek.
2.
Rencong Meupucok
Rencong ini memiliki pucuk di atas gagangnya yang terbuat dari ukiran logam yang pada umumnya dari gading atau emas. Bagian pangkal gagang dihiasi emar bermotif tumpal (pucok rebung) serta diberi permata ditampuk gagang, panjang keseluruhan rencong sekitar 30 cm. Sarung rencong juga dibuat dari gading serta diberi ikatan dengan emas. Bilah terbuat dari besi putih.
3. Rencong Pudoi
Istilah pudoi dalam masyarakat Aceh adalah sesuatu yang dianggap masih kekurangan atau masih ada yang belum sempurna. Gagang rencong ini hanya lurus saja dan pendek sekali. Jadi, yang dimaksud pudo atau yang belum sempuna adalah pada bentuk gagang rencong tersebut.
4. Rencong Meukure
Perbedaan rencong dengan rencong jenis lain adalah pada mata rencong. Mata rencong diberi hiasan tertentu seperti gambar ular, lipan bunga dan lainnya.
Rencong ini memiliki pucuk di atas gagangnya yang terbuat dari ukiran logam yang pada umumnya dari gading atau emas. Bagian pangkal gagang dihiasi emar bermotif tumpal (pucok rebung) serta diberi permata ditampuk gagang, panjang keseluruhan rencong sekitar 30 cm. Sarung rencong juga dibuat dari gading serta diberi ikatan dengan emas. Bilah terbuat dari besi putih.
3. Rencong Pudoi
Istilah pudoi dalam masyarakat Aceh adalah sesuatu yang dianggap masih kekurangan atau masih ada yang belum sempurna. Gagang rencong ini hanya lurus saja dan pendek sekali. Jadi, yang dimaksud pudo atau yang belum sempuna adalah pada bentuk gagang rencong tersebut.
4. Rencong Meukure
Perbedaan rencong dengan rencong jenis lain adalah pada mata rencong. Mata rencong diberi hiasan tertentu seperti gambar ular, lipan bunga dan lainnya.
Peudeung
Pedang digunakan sebagai senjata untuk menyerang. Jika rencong digunakan untuk menikam, maka pedang digunakan beriringan dengan itu, yaitu sebagai senjata untuk mentetak atau mencincang. Berdasarkan daerah asal pedang, di Aceh dikenal beberapa macam pedang yaitu peudeung Habsyah (dari negara Abbesinia), Peudeung Poertugis (dari Eropa Barat), Peudeung Turki berasal dari raja-raja Turki.
Berdasarkan bilah atau bentuk mata pedang, masyarakat mengenal nama-nama pedang sebagai berikut peudeung on teubee sejenis pedang yang bilah atau matanya menyerupai daun tebu. Pedang ini dibuat sedemikian rupa, panjangnya kira-kira 100 Cm (sudah termasuk gagangnya). Umumnya terbuat dari besi, bentunya lebih halus dan lebih kecil dari peudeung on jok. Peudeung on jok sesuai dengan namanya menyerupai daun enau atau daun nira. Bentuknya lebih kasar dan tebal dari peudeung on teubee dan sedikit agak pendek dari peudeung on teubee.
Berdasarkan bentuk gagangnya, jenis pedang adalah sebagai berikut pertama, Peudeung Tumpang Jingki, gagangnya seperti mulut yang sedang terbuka dan seakan-akan dapat menahan sandaran benda lain di atasnya. Gagang pedang ini berasal dari
tanduk dan matanya dari besi. Panjang keseluruhannya mencapai 70 Cm. Bentuknya hampir serupa dengan peudeung tumpang beunteung yang lazim disebut oleh masyarakat Pidie. Kedua, Peudeung Ulee Meu-apet, pada gagangnya terdapat apet atau penahan untuk tidak mudah terlepas. Jenis pedang ini selalu ditempatkan di dalam sarungnya. Bahkan amat jarang dikeluarkan. Pedang ini dianggap mempunyai kekuatan magis, pantang dikeluarkan disembarangan tempat dan waktu. Ketiga, Peudeung Ulee Tapak Guda, gagangnya menyerupai telapak kaki kuda. Gagangnya dibuat dari tanduk, dan bilahnya dari besi. Panjangnya mencapai 72 Cm. Di samping jenis pedang yang telah disebut di atas, didapati nama-nama lainnya seperti Peudeung ulee iku mie karena gagangnya menyerupai ekor kucing, peudeung ulee iku itek, karena gagangnya menyerupai ekor bebek, Peudeung ulee babah buya karena gagangnya seperti mulut buaya, peudeung lapan sago gagangnya bersegi delapan. Ada satu pedang yang sering diceritakan dan disebut-sebut orangtua di Aceh yaitu peudeung Zulfaka yang mengandung kekuatan magis tinggi karena berasal dari Saidina Ali Radhiallahu’anhu.
KD
1.2 Menampilkan sikap apresiatif
Rencong dan peudeung
adalah hasil karya seni kriya asli aceh dan memiliki keunikan tersendiri.misalnya
rencong ,Gagang rencong ada yang berbentuk lurus dan ada pula yang melengkung
keatas. Rencong yang gagangnya melengkung ke atas disebut rencong Meucungkek,
biasanya gagang tersebut terbuat dari gading dan tanduk pilihan.Bentuk
meucungkek dimaksud agar tidak terjadinya penghormatan berlebih sesame
manusia.Dan peudeung, Berdasarkan bentuk gagangnya, jenis pedang adalah sebagai
berikut pertama, Peudeung Tumpang Jingki, gagangnya seperti mulut yang sedang
terbuka dan seakan-akan dapat menahan sandaran benda lain di atasnya. Gagang
pedang ini berasal dari tanduk dan matanya dari besi. . Bentuknya hampir serupa
dengan pedang yang lazim disebut oleh masyarakat Pidie. Kedua, Peudeung, pada
gagangnya terdapat apet atau penahan untuk tidak mudah terlepas. Jenis pedang
ini selalu ditempatkan di dalam sarungnya,dan ada yang memiliki kekuatan magis.
BAB
III PENUTUP
Dari
data diatas kita dapat simpulkan bahwa rencong dan peudeung adalah senjata
tradisional asli Indonesia yang berasal dari daerah aceh ,yang memiliki
berbagai keunikan tersendiri dan bila kita tidak menjaganya, rencong dan
peudeung akan hilang ,untuk itu kita
harus melestarikanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Wikipedia.www.google,com
Wikipedia .http//okezone.com